SEANDAINYA


“Bagaimana jika kita tak pernah bertemu?”

Pastinya kita bukan siapa-siapa. Aku tetap menjadi belati berkarat. Atau serigala hutan yang kesepian dan kau tetap angsa putih yang menawan berenang di danau yang dipenuhi tumbuhan teratai. Jika suatu saat kita bertatap muka, kita tak akan saling menyapa. Jika salah satu diantara kita sakit, tak akan ada yang merawatnya. Tak akan ada doa-doa.

“Bagaimana jika manusia tak punya cinta?”

Pastinya kita seperti mesin bodoh yang hanya mengerti bergerak, bergerak dan terus bergerak. Tak ada yang namanya hati, perasaan atau sesuatu hal yang kau percaya ada di dalam dirimu. Kita tak mengenal lelah. Kita bergerak mengikuti aturan, tunduk kepada perintah. Kita bergerak tanpa harus tahu kenapa kita melakukannya.

“Bagaimana jika agama, kitab suci dan hari akhir hanya omong kosong belaka?”

Dunia pasti akan musnah. Perlahan tapi pasti. Tak ada lagi kebaikan, hati nurani atau kejujuran. Manusia berbuat apapun yang mereka suka. Nafsu meledak hingga meyentuh angkasa dan tak ada yang bisa mengendalikannya. Serakah, egois, rakus dan munafik adalah sifat dasar manusia. Perlu kekuatan lebih untuk mengendalikan itu semua.

“Bagaimana jika nyawa yang kita miliki sekarang hanya pinjaman dan akan segera diminta?”

Pasti kita akan menggenggam erat itu dengan cara apapun. Menaruhnya di loker brankas dan menguncinya dengan kode rahasia yang paling rumit agar tak ada yang bisa membukanya. Tapi sialnya pemilik nyawa kita lebih lihai dari yang kita pikirkan. Kita coba merayu dia dengan semua uang, harta atau segala benda milik kita yang paling berharga. Apapun itu kau berusaha tawarkan asal jangan nyawa kita. Tapi si pemilik nyawa kita tak tergoda. Ia tetap menginginkan nyawa kita. Dengan mudah ia mengambil nyawa kita dan lalu pergi begitu saja dengan tawa paling duka di dunia.

“Bagaimana jika tak ada yang namanya dunia?”

Yang jelas Adam tak perlu keluar dari surga. Ia bisa memakan buah Khuldi sebanyak apapun yang dia suka. Tak perlu ada ledakan semesta. Tak perlu ada penciptaan tujuh lapisan langit atau tujuh samudera. Tak ada yang perlu belajar dan bekerja selain bermain-main di surga. Juga tak perlu ada kita, kau, kau dan juga aku. Karena kita tak pernah ada. Andai semudah itu cerita jalan hidup ini. Andai saja.

No comments

Powered by Blogger.