SELEMBAR KERTAS


Kita sepakat untuk mencari-cari sedikit senyuman
Seperti  sungkan yang  kau tuangkan kedalam  gelas di atas meja itu. 
Tiba-tiba aku kagum pada segaris bibir yang selama ini  mematuk berjuta kalimat-kalimat rindu, yang kudengar  adalah namamu. 

Ketika mata kita melirik sesekali, aku berusaha mencari alamat mengantarkan sebongkah risau yang  rela untuk disampaikan. 
Bagai  kertas putih yang selalu  rela untuk kutulis beribu-ribu namamu pada lembaran-lembarannya. 

Agar engkau tahu, jika kelak aku tak lagi kau temukan disini, kau bisa baca suratku di buku pelajaranmu seperti kau menguasai jurnal intermediet yang selalu kau genggam sehari-hari. 
Di situ, kau membawanya  ke bangku yang kerap kau buru setiap  kali jam memacu dentangnya.

No comments

Powered by Blogger.