DAUN SIRIH



Menjalar di antara pagar-pagar yang tua dan melengkung tiga, seorang ibu memetiknya kala matahari telah lepas dari setentang kepala, ketika adzan zuhur baru selesai di dendangkan, dari sebuah puncak menara kabar telah disebarkan, Si Bujang dan Si perawan akan dikawinkan, mamaknya datang bertandang, ke rumah anak pisang, “lalu kunyahlah daun sirih yang di dalamnya telah di kasih soda dan pinang dan jangan lupa datang pada hari yang di tentukan”

Pada hari baik di bulan baik, tawar menawar di lakukan, sirih kembali dikembangkan dan dicampur dengan pinang, dan terimalah anak kemenakan menjadi sumando dan sumandan, kemudian anak daro dan marapulai di arak ke selingkar kampung, bersuluh cahaya matahari dan arakan gendang

Lalu naiklah ke rumah gadang, 
Para ibu-ibu telah menunggu dengan hidangan di tengah-tengahnya carano di pegang, terimalah sembah anak mudo nan jombang, sebagai raja dan ratu telah datang.
Duduk bersila berhadap-hadapan, sembah di terima Raja di dudukkan, rombongan mengucap salam, sebagai sirih telah di idamkan, obat kerinduan perawan dan bujang yang telah menyelesaikan tawaran dan pinangan, lalu dagang dikembalikan

Setelah mencuci tangan, mamak turun kemenakan di tinggalkan, di rumah baru  Sumandan yang telah diterima mertua dengan hati yang lapang,  daun dan sirih  benar-benar kembali ke ganggangan dan pinang kembali ke tampuknya serupa doa-doa dan selamatan.

No comments

Powered by Blogger.